Kamis, 15 Mei 2014

Ternyata Asuransi Sudah Ada Sejak Zaman Nabi Yusuf AS

Tafsir surat yusuf ayat 43-51

 Pada ayat-ayat sebelumnya, dikisahkan Nabi Yusuf dimasukkan ke penjara akibat dosa yang tidak diperbuatnya.

Nabi Yusuf kemudian berkesempatan memulai dakwah pertamanya di dalam penjara dengan kemampuan tafsir mimpi yang ia miliki. Di dalam penjara, Yusuf berteman dengan seorang yang sempat ia tafsirkan mimpinya, kemudian teman Yusuf itu setelah keluar dari penjara menjadi pelayan raja.

Pada suatu hari raja bermimpi aneh, mimpi raja dijelaskan dalam ayat pertama pembahasan kali ini: "Raja berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya): Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering. Hai orang-orang yang terkemuka: Terangkanlah kepadaku tentang tabir mimpiku itu jika kamu dapat menabirkan mimpi." (Q.S. Yusuf : 43).

Pada ayat selanjutnya, yaitu ayat 44 dan 45, menjelaskan tidak ada orang di sekitar raja yang mampu menafsirkan mimpi tersebut, termasuk cerdik cendikianya. Mereka malahan mengatakan mimpi raja tersebut tidak ada artinya atau mimpi kosong semata. 

Namun, salah seorang pelayan raja yang mengenal Nabi Yusuf di penjara lalu menyampaikan kemungkinan mimpi raja tersebut ada yang bisa menafsirkannya. Pada ayat 46, pelayan tersebut diutus raja untuk menemui Nabi Yusuf di penjara demi menafsirkan mimpi. 

Dalam ayat 47—49, Yusuf menjelaskan arti mimpi raja tersebut. Bunyi ayatnya: "Yusuf berkata: Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan." (Q.S. Yusuf : 47)

"Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan. Kemudian, setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan di masa itu mereka memeras anggur." (Q.S. Yusuf : 48-49).

Dalam ayat ini ada yang patut diapreasiasi dari sikap Yusuf. Alih-alih menuntut imbal jasa ataupun minta dikeluarkan dari penjara, Yusuf serta-merta menjawab pertanyaan terkait mimpi tersebut tanpa mempersyaratkan apa pun terlebih dahulu, padahal posisi Yusuf saat itu tengah di penjara dalam waktu yang lumayan lama.

Mendengar hasil tafsir mimpi tersebut, raja ternyata amat terkesan. Raja memerintahkan pelayannya mengeluarkan Yusuf dari penjara. Hal ini dijelaskan dalam ayat 50. 

Dalam ayat itu, Yusuf menyatakan kesediaannya keluar penjara apabila raja telah melakukan investigasi yang objektif atas kasusnya tersebut. Ini demi menyelamatkan kehormatannya, jadi dia bisa keluar dari penjara dengan nama baik yang benar-benar telah bersih.

Raja kemudian melakukan penelusuran atas kasus Yusuf tersebut. Dalam ayat 51, dijelaskan raja mengumpulkan perempuan yang telah merayu Yusuf untuk berselingkuh dengan mereka dan bertanya: "Bagaimana keadaanmu ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadamu)?" Mereka berkata: "Mahasempurna Allah, kami tiada mengetahui sesuatu keburukan dari padanya." Berkata istri Al Aziz (Zulaikha/ibu angkat Yusuf): "Sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku), dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang benar." (Q.S. Yusuf : 51).

Dari ayat di atas, adanya kebenaran bahwa Nabi Yusuf tidak melakukan kesalahan apa pun, melainkan untuk melindungi diri dari kemaksiatan, karena itu ia memilih untuk dipenjara. Dalam ayat tersebut didapati pula Zulaikha mengakui kesalahannya.